THEPOWER OF MINDSET book. Read reviews from world's largest community for readers. Do you want to succeed and live a peaceful life? Do you want to subdu
Dr Ibrahim Elfiky dalam bukunya yang berjudul "Terapi Berfikir Positif" mendefinisikan Mindset sebagai " Sekumpulan fikiran yang terjadi berkali-kali di berbagai tempat dan waktu serta diperkuat dengan keyakinan dan proyeksi sehingga menjadi kenyataan yang dapat dipastikan di setiap tempat dan waktu yang sama. "
1 Mengidentifikasi informasi yang masuk melalui panca indera, penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, sentuhan atau perasaan. 2. Membandingkan informasi yang masuk dengan data-base (referensi, pengalaman dan segala informasi) yang sudah ada dalam pikiran bawah sadar, 3.
Postentang mindset apa artinya yang ditulis oleh konsultanmanajemenusaha. Jasa - Konsultan Manajemen Bisnis & Pemasaran Surabaya | Call - 0818521172 , 081252982900 (Wa) THE POWER OF DATABASE CUSTOMER; Ide mindset tetap vs. bertumbuh berasal dari karya psikolog Stanford, Carol Dweck, yang dia sintesis dalam Mindset: The New
THEPOWER OF MINDSET Senin,08 Maret 2021. BACAAN ALKITAB HARI INI Filipi 4:6-8. BACAAN NDC BIBLE STUDY Nahum 3. AYAT HAFALAN Ingat, hal ini harus menjadi mindset (pola pikir) yang artinya tidak hanya muncul saat keadaan sesuai harapan saja, justru mindset yang positif akan bekerja lebih efektif ketika keadaan tak sesuai harapan, sebab "Jika
Its about responding to whatever life may bring you with positivity. We're talking about choosing your mindset, despite life's circumstances. It's the glass-half-full approach. Looking at
Iniya teman2 Artinya Angels Number Biar Tahu dan yang mau Belajar ️ Angels Number Apakah itu Angels Number? Istilah ini utk menjelaskan
ThePower of Positive Mindset - Mutiara Inggris: Berpikir Positif (Positive Thinking) dan Artinya Faedah Positive Thinking Bagi Kesehatan Tubuh Dan Jiwa
ThePower of Mindset (hati-hati dengan pikiran anda) S Mulyani Senior Agency Manager at AXA Financial Indonesia Diterbitkan 27 Agu 2016 + Ikuti Apa Itu Mindset? Mindset sama artinya dengan pola
Mindsetsecara definisi terbagi menjadi dua yaitu mind dan set. Nanti saya terangkan artinya. Seperti kita ketahui banyak motivator mengatakan kita harus merubah mindset kita, kita harus punya minset sukses dsb. Tapi yang dimaksud dengan Mindset itu sendiri kita belum paham benar, apa sih mindset itu?
ThePower of Mindset. October 15, 2018. One way that we focus on transformative learning is by supporting students in developing new mindsets, or self-perceptions. Mindsets can profoundly affect learning, skill development, relationships, achievement in school, and success in other areas of life (Dweck, 2008).
Sebenarnya growth mindset itu apa, Bung?." Kalau kita telaah, nih, growh mindset itu sendiri terdiri atas dua kata,kan?.growth yang artinya tumbuh dan mindset yang artinya pola berpikir."Oh, jadi growth mindset adalah pola pikir untuk tumbuh ya, Bung?". "Hm, bolehlah". Seorang Prefessor di bidang psikologi dari Standford University mengatakan bahwa "Their belief that abilities can
Yangkalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya yaitu, Ingat. Keep in mind ini juga bisa berarti, "camkan, ingat-ingat, renungkan" tergantung kepada konteks kalimatnya. Di situ diberikan contoh kalimatnya yaitu, Keep your constituency in mind when you speak. Yang kalau saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya yaitu,
BecauseEratosthenes had the presence of mind to experiment to actually ask whether back here, near Alexandria a stick cast a shadow near noon on June the 21 st. Karena Eratosthenes telah kehadiran pikiran untuk bereksperimen Untuk benar-benar bertanya apakah kembali ke sini, dekat Alexandria Tongkat bayangan dekat tengah hari pada Juni 21.
ueJj. RENUNGAN INSPIRASI Di usia 11 tahun, Warren Buffet memiliki mindset bahwa suatu hari ia akan menjadi kaya raya. Menurutnya, menjadi kaya dimulai dari mindset. "Saya selalu yakin bahwa saya akan kaya, dan tak pernah meragukannya walau semenit pun." Ia benar-benar menjadi salah satu orang terkaya dunia. Mindset atau pola pikir mengambil peranan besar bagi manusia dalam menjalani setiap detail kehidupan. Itu karena mindset sangat mempengaruhi cara kita melihat atau memandang, menilai, memaknai, dan menindaklanjuti sesuatu mulai dari kebiasaan dan perilaku sehari-hari hingga rasa puas dalam hidup. David J. Schwartz, seorang profesor pemasaran yang juga penulis buku "The Magic of Thinking Big", mengatakan bahwa syarat mutlak menciptakan perubahan dan kualitas dalam hidup adalah dengan mengubah mindset terlebih dahulu. Kekristenan melalui beberapa ayat di dalam Alkitab mendorong setiap orang percaya untuk memiliki mindset yang positif. Memiliki mindset yang positif berarti senantiasa berpikir dan berharap bahwa hal-hal baik pasti terjadi. Isi pikiran itu adalah semua hal yang benar, yang mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, terhormat dan hal-hal yang patut dipuji. Tentunya untuk memiliki mindset demikian kita perlu melatihnya. Latihlah diri kita dengan senantiasa merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam. Selain itu kita juga perlu melatih mindset kita dengan cara mengembangkan growth mindset, yaitu percaya bahwa kemampuan/bakat yang dimiliki selalu dapat ditumbuhkembangkan. Beberapa cara mengembangkannya adalah dengan bersikap open minded terhadap kritik, tidak mudah tersinggung, menghargai sebuah proses, mengerti bahwa kegagalan adalah bagian dari keberhasilan, mau terus belajar, dan menjalani sebuah tantangan sebagai peluang. Ingat, hal ini harus menjadi mindset pola pikir yang artinya tidak hanya muncul saat keadaan sesuai harapan saja, justru mindset yang positif akan bekerja lebih efektif ketika keadaan tak sesuai harapan, sebab "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu" Amsal 2410. Dengan begitu, kita dapat mengalahkan segala batasan-batasan yang ada, entah itu batasan kesuksesan, batasan modal, batasan kemampuan, skill, dan banyak lainnya. Sekarang kita mengerti mengapa banyak orang sukses mengatakan bahwa mindset adalah dasar utama dalam mencapai keberhasilan. Once your mindset changes, everything on the outside will change along with it. [LS] REFLEKSI DIRI 1. Mindset apa yang tertanam dalam diri Anda saat ini? Sudahkah pola pikir Anda diisi dengan semua hal yang benar, yang mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, terhormat dan hal-hal yang patut dipuji? 2. Ceritakan pengalaman Anda ketika Anda memiliki mindset yang positif! POKOK DOA Tuhan, terima kasih telah menganugerahkan kekuatan pikiran kepadaku. Sekarang aku mengerti bahwa mindsetku benar-benar berpengaruh pada tindakan dan keadaanku. Aku mau pikiranku diubahkan agar hidupku pun berubah. Aku mau melatihnya dengan merenungkan Tauratmu, dan melakukan tindakan yang sesuai dengannya. Di dalam nama Yesus, Haleluya. Amin. YANG HARUS DILAKUKAN Change your mindset! Mindset Anda haruslah semua hal yang benar, yang mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, terhormat dan hal-hal yang patut dipuji. HIKMAT HARI INIPikiran itu seperti otot. Semakin sering Anda melatihnya, maka tindakan Anda akan berpadanan dengan pikiran itu.
Bagaimana kita melihat sesuatu, itu bergantung kepada perintah pikiran, Misalnya saja, apakah kita melihat tugas sebagai beban atau tantangan. Bagaimana kita melihat sebuah peristiwa, menimbang pekerjaan, menyikapi persoalan, itu berpulang kepada bagaimana kita berpikir atau mindset. Mindset merupakan lensa terdalam yang kita gunakan dalam melihat dunia apakah kita melihat dunia secara positif ataukah sebaliknya; apakah kita memandang keberhasilan orang lain sebagai inspirasi atau melihatnya dengan rasa iri dan curiga. “Kebahagiaan Anda berhubungan dengan mindset Anda, bukan dengan lingkungan di luar diri Anda,” kata Steve Maraboli dalam Life, the Truth, and Being Free. Banyak buku ditulis mengenai mindset dan cara berpikir, berikut ini beberapa di antaranya yang menarik, penting, relevan, dan membantu kita dalam membenahi mindset dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Iklan Mindset, Carol Dweck Sejak ditemukan’ oleh psikolog Carol Dweck, gagasan mindset menjadi isu sentral yang kerap dibicarakan bila orang membahas prestasi dan keberhasilan. Carol memilah mindset ke dalam dua kategori fixed mindset dan growth mindset. Mindset pertama cenderung memandang kapasitas, kecerdasan, bahkan perilaku orang bersifat tetap fixed. Sedangkan growth mindset beranggapan bahwa orang bisa berubah, bertambah cerdas, dan bertambah baik perilakunya. Gagasan mindset Dweck bermanfaat bukan hanya bagi individu, tetapi juga untuk kebutuhan dunia bisnis, pendidikan, hingga olahraga. Buku langka dari jenisnya ini membantu kita untuk berubah secara positif dalam hidup dan karier. Orang-orang yang memiliki pola pikir positif growth mindset akan berusaha mengembangkan dirinya, memperbaiki perilaku dan kebiasaannya, meningkatkan ketrampilan dan kecerdasannya baik intelektual maupun non-intelektual. Dweck menunjukkan bahwa kita mampu mengubah mindset pada tahap kehidupan yang manapun, asalkan ada motivasi untuk berubah. Tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik dalam banyak aspek kehidupan kita. Put Your Mindset at Work, James Reed dan Paul G. Stoltz Pentingnya mindset digambarkan oleh James Reed dan Paul G. Stoltz seperti ini “Pola pikir itu bukan sekedar mengalahkan keahlian, tapi mengalahkan dengan kekuatan bak tanah longsor.” Maksud mereka, mindset jauh lebih penting dan mendasar dibanding keahlian—begitu mindset berubah, banyak hal akan berubah. Dua psikolog tersebut menyusun 20 kualitas pola pikir terpenting yang menjadi pilihan para manajer. Enam kualitas teratas ialah bersikap jujur dan dapat dipercaya masing-masing 100%, berkomitmen dan mampu beradaptasi 99,77%, serta bertanggung jawab dan fleksibel 98,60%. Reed dan Stoltz menyebutkan, pola pikir Global, Good, Grit 3G merupakan saripati seluruh kualitas mindset yang dikehendaki oleh pemberi kerja. Global terkait keterbukaan dalam menerima pengalaman dan ide baru, serta kemampuan membuat koneksi dan menciptakan kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada. Good berkenaan dengan bagaimana kita melihat dan memperlakukan dunia dengan cara yang menguntungkan orang-orang di sekeliling kita. Grit berarti keteguhan dalam mengupayakan sesuatu. Karya Reed dan Stoltz ini relatif lebih praktis dan bermanfaat untuk diterapkan di dunia kerja. Berpikir Besar, Bertindak Kecil, Jason Jennings Buku ini dirancang oleh Jennings terutama untuk para pebisnis. Resep berpikir besar, bertindak kecil’ menjadi daya dorong pertumbuhan bisnis secara konsisten dan menguntungkan. Jennings menemukan resep itu dari studinya atas perusahaan-perusahaan yang berhasil mencetak pertumbuhan 10% setiap tahun secara terus-menerus. Jennings memadukan dua unsur penting, yakni berpikir dan bertindak, yang satu besar dan yang satu lagi kecil. Jadi terkesan kontradiktif. Namun Jennings menunjukkan bagaimana dua hal yang terkesan berlawanan itu menimbulkan dampak perubahan yang besar, dalam konteks berpikir besar dan bertindak kecil. Ia membagi perpaduan pikiran dan tindakan ke dalam empat kategori. Pertama, berpikir kecil, bertindak kecil. Perusahaan seperti ini memiliki ambisi tunggal mencukupkan nafkah bagi pemiliknya. Mereka pelit untuk berinvestasi. Kedua, berpikir kecil, bertindak besar. Karena jarang punya gagasan orisinal, perusahaan jenis ini berpuas diri dengan melebih-lebihkan prestasi masa lampau. Mereka bertindak seolah-olah perusahaan besar. Ketiga, berpikir besar, bertindak besar. Dipersenjatai dengan gagasan besar yang lezat, mereka mulai dengan rekam jejak yang menjanjikan kantor mewah, gaji besar, dsb. Kemudian, terjadi sesuatu yang mengirim mereka ke sisi gelap. Keempat, berpikir besar, bertindak kecil. Pemikiran besar mereka didasarkan pada ide-ide besar yang otentik, murni untuk memecahkan masalah pelanggan, membuat sesuatu jadi lebih baik, atau menciptakan nilai. Termasuk di dalam kategori terakhir inilah, menurut Jennings, orang-orang dan perusahaan-perusahaan yang berbuat benar. Keberhasilan mereka dihubungkan oleh garis merah yang sama berpikir besar, bertindak kecil. Buku ini inspiratif, bukan hanya bagi perusahaan, tapi juga bagi individu manusia. Kekuatan Berpikir Negatif, Bob Knight Knight memulai bukunya dengan pengantar yang menggugat kesadaran kita akan optimisme, yang menurutnya, agak berlebihan. “Pemikir positif pada umumnya merasa bahwa jalannya akan benar dan tidak bakal salah apabila ia meyakininya,” tulis Knight. “Pemikir negatif tidak meyakininya.” Knight banyak memberi contoh dari pengalamannya sebagai pelatih tim bola basket. Dengan berpikir negatif, ia bersikap waspada dalam menyongsong setiap pertandingan. Salah satu nasihatnya kepada para pemain ialah mengabaikan atau gagal melihat potensi kesalahan akan mendatangkan kegagalan. Sudut pandang negatif ini sebenarnya sudah diajarkan di masa Yunani kuno. Menurut sebagian filsuf masa itu, kadang-kadang cara terbaik untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti ialah fokus bukan pada skenario terbaik, tetapi pada skenario terburuk. Dengan mengambil kearifan dari kepelatihannya, Knight memiliki dua kata favorit dalam Bahasa Inggris yang berulang kali ia ucapkan, yakni No’ dan Don’t’. “Kata no dan don’t merupakan bagian penting dari kekuatan berpikir negatif,” tulisnya. Frasanya memang negatif, kata Knight, tapi bila dipakai dengan tepat kata-kata itu bisa mendatangkan hasil yang sangat positif. Dalam hemat saya, Knight telah menawarkan cara berpikir yang berbeda untuk sampai pada tujuan yang sama kesuksesan. Blink, The Power of Thinking without Thinking, Malcolm Gladwell Keunikan cara pandang Malcolm Gladwell bukan hanya berhenti pada The Tipping Point 2000. Dalam buku pertamanya ini, Gladwll menjelaskan bahwa tindakan-tindakan kecil dapat meletupkan epidemi sosial’—istilah yang ia beri konotasi positif. Dalam Blink, yang terbit lima tahun kemudian, Gladwell menawarkan kehebatan intuitive thinking. Sebenarnya, menurut Gladwell, intuitive thinking bukan pikiran yang datang entah dari mana, melainkan pikiran yang muncul dari alam-bawah-sadar lantaran pengalaman yang tertimbun dalam otak. Kita memberi perhatian terlampau banyak pada tema-tema besar’ dan terlalu sedikit pada momen-momen selintas’ dan melupakan sama sekali kekuatan intuisi. Meski sukses, karya Gladwell ini tidak luput dari kritik. Blink dituding mendorong orang untuk malas berpikir. Kendati begitu, Blink telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 25 bahasa. “Dengan Blink, saya ingin agar orang-orang memanfaatkan kekuatan besar intuisi mereka dengan serius,” kata penulis ini. Dan saya kira, Gladwell menawarkan sudut pandang berbeda yang layak dipertimbangkan. Itulah setidaknya lima judul buku yang menantang cara berpikir Anda. Saatnya untuk percaya bahwa faktor utama yang memengaruhi capaian seseorang bukanlah kemampuan yang sudah ia punyai, melainkan kemampuan-kemampuan baru yang terus tumbuh dan mengarah kepada suatu tujuan. Dan itu berpulang kepada cara berpikir. *** Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.
Man’s Search For Meaning, by Viktor Frankl, is a book that’s always struck me like a punch to the gut because the story is so dark yet so real and so recent in terms of the timeline of human history. In reading it again more recently, it lit up like a signal fire of meaning and context for life as I reflect on my own journey leading a creative company. Austrian neurologist and psychotherapist Viktor Frankl viewed life through a different lens than most. On September 25th, 1942, Frankl and his family were taken prisoner by Nazi Germany and spent more than three years in concentration camps, including Auschwitz. During this time, Frankl examined how he and other prisoners faced endless life-defining challenges every day, often every hour. It’s hard to imagine a more stressful, heart-wrenching daily experience. Despite these conditions, Frankl was relentless in his quest to determine why some survived and some didn’t - why some persevered and some gave up hope. With curiosity, he explored why humans behave differently when up against challenges, or in this case, the most horrific conditions imaginable. Somehow, Frankl was able to zoom out and reframe everything around one singular, critical question facing every human What is the meaning of life itself? As Frankl frames the concept, life is a constant and continual prompt, through which having meaning is the most vital component. And if we choose to pay attention, we will find life is constantly knocking at our door, presenting choices, offering possibilities, seeking some kind of choice or decision. In nearly every moment of every day, life stands before us, seeking a response. If only we’re awake enough to see it. More importantly, Frankl found that some responses actually produce better outcomes. He discovered that when one’s response is grounded in purpose and meaning - with a positive, optimistic mindset - it nearly always increases the odds for better results. He found this was the defining difference between those most likely to survive the death camps and those less likely to persevere. Frankl wrote, "Everything can be taken from a man but one thing the last of the human freedoms - to choose one’s attitude in any given set of circumstances, to choose one’s own way." Let that sink in for a moment A positive mindset can literally open up better possibilities and increase the odds of better results. This is Frankl’s case for defaulting to optimism. It’s about responding to whatever life may bring you with positivity. We’re talking about choosing your mindset, despite life’s circumstances. It’s the glass-half-full approach. Looking at the bright side. Seeing the best in people. Fighting away dark thoughts. Resisting negative self-talk. Not participating in gossiping and complaining. Always bringing your best self to any situation. Frankl also wrote, "Between stimulus and response there is a space. In that space is our power to choose our response. In our response lies our growth and our freedom. In our response lies the opportunity for something better." Make no mistake In everything, we have a choice. Every human being possesses the power to choose how they'll respond to life. But isn’t it curious how frequently we don’t? As humans today, it seems far too often we're going through life unconsciously - cruising along on autopilot, unable to recognize the choice and power we possess. Even if we're awake enough to recognize our choices, we’re often blocked or frozen by dark forces like negative self-talk, worst-case-scenario thinking, complaining, succumbing to a victim mindset or getting caught up in the destructive nature of worry, gossip and perpetuating false narratives. It's especially critical for leaders today to remain awake and positive, and to avoid the constant undertow of critical voices, stress and negativity. As Brené Brown has pointed out from a Theodore Roosevelt speech, our critics in the cheap seats don't matter much. It's only those who are brave enough to enter the arena with us, who are truly worthy of our attention. In my work as the leader of a creative company, I encounter all kinds of people, including those who default to worst-case-scenario thinking - frozen inside their own minds, operating from a closed and defensive, second-guessing and complaining, fear-based mindset. Unfortunately, I’ve found many just can’t seem to help it. It’s as if they’re hardwired this way from birth. We all know people like this - those unable to visualize the upside or imagine positive outcomes. For a moment, consider Viktor Frankl and his experience in the death camps. Now, consider your own life and how you behave under stress and crisis. What mindset are you choosing to bring to your work, family and life? Consider Frankl’s theory that when life is grounded in meaning, life has more upside, more possibilities. And when we bring our best self into challenging situations - with an optimistic and positive mindset - the likelihood of achieving better outcomes actually increases. There are many impactful practices and resources available for mindset. For perspective, Man's Search for Meaning is a good place to start. In my journey, I've found choosing my mindset first thing in the morning to be transformational. My simple formula is this, which anyone can do I read and contemplate my own personal purpose, core values, life goals and intentions first thing when I wake up. Then, I meditate, exercise and read something enriching. I also keep a mini-journal reflecting on my state of being, celebrating gratitude and stating my No. 1 objective for the day, No. 1 challenge for the day and any other reflections and affirmations worth noting. A light, healthy breakfast completes the routine. A simple morning ritual provides a clear orientation - priming the mindset for whatever life may bring your way, each and every day. Forbes Agency Council is an invitation-only community for executives in successful public relations, media strategy, creative and advertising agencies. Do I qualify?
Bisnis Kepobareng – Pola pikir manusia merupakan salah satu alat yang sangat kuat yang mempunyai kemampuan untuk membentuk realitas yang ada di sekitar kita. Mindset atau pola pikir yang kita miliki adalah kumpulan dari keyakinan, sikap, dan pemikiran yang kita pegang tentang diri kita sendiri, orang lain, serta dunia di sekitar kita. The Power of Mindset artinya kekuatan pola pikir. Mindset ini mempengaruhi cara kita melihat dunia dan juga cara kita merespon berbagai situasi yang ada. Kekuatan dari mindset terletak pada kemampuannya untuk membentuk pengalaman dan hasil yang kita dapatkan dalam hidup kita. Baca Juga Strategi Bisnis Batako Rahasia Strategi untuk Meningkatkan Keuntungan! Dalam sebuah buku yang ditulis oleh seorang psikolog bernama Carol Dweck, ia memperkenalkan dua jenis mindset yang berbeda, yaitu fixed mindset dan growth mindset. Fixed mindset atau pola pikir tetap adalah keyakinan bahwa kemampuan serta keterampilan seseorang sudah ditentukan oleh faktor-faktor seperti bakat atau kecerdasan bawaan, dan bahwa mereka tidak dapat berubah. Sedangkan growth mindset atau pola pikir berkembang adalah keyakinan bahwa kemampuan serta keterampilan seseorang dapat berkembang dan ditingkatkan melalui upaya dan latihan yang tepat. Memiliki mindset yang tepat dapat membawa kita pada kesuksesan dan kebahagiaan yang lebih besar dalam hidup kita. Dengan memperkuat pola pikir positif, kita dapat membentuk keyakinan yang kuat dan mengatasi rintangan dengan lebih mudah. Sebaliknya, jika kita memiliki mindset yang negatif, maka kita akan merasa terhambat dan kehilangan motivasi untuk mencapai tujuan kita. Baca Juga Pondasi Bisnis Berkah Langkah-Langkah Praktis untuk Sukses Apa Arti dari Mindset dan Contohnya? Contoh dari kekuatan mindset terdapat pada dunia pekerjaan. Orang dengan growth mindset cenderung melihat kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Sementara orang dengan fixed mindset cenderung menganggap kesalahan sebagai tanda kegagalan dan merasa terancam. Orang dengan growth mindset juga cenderung mencari masukan dan saran dari orang lain, serta mereka lebih siap untuk mencoba hal-hal baru dan mengambil risiko yang sehat. Agar kita dapat memperkuat mindset kita, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah dengan mengubah pikiran negatif menjadi positif. Kemudian belajar dari kesalahan serta mencoba hal-hal baru, serta mengakui serta memanfaatkan kekuatan yang kita miliki. Selain itu, kita juga dapat memperkuat mindset kita dengan membaca buku motivasi, mendengarkan podcast inspiratif, atau bergabung dengan kelompok diskusi dan dukungan. Apa Fungsi Mindset? Mindset bisa menjadi penentu seseorang bisa atau tidak dalam menghadapi situasi apa pun. Pola pikir ini yang nantinya akan memengaruhi cara berpikir dan berperilaku dalam situasi apa pun. Sebagian orang masih terjebak dengan pemikiran bahwa kecerdasan atau bakat adalah sesuatu yang di miliki sejak lahir. Baca Juga Inilah Perbedaan Growth Mindset dan Fixed Mindset Kalian Wajib Tau! Akhir Kata Demikianlah artikel mengenai The Power of Mindset artinya. Dalam rangka mencapai kesuksesan dan kebahagiaan, sangat penting bagi kita untuk memiliki mindset yang tepat. Dengan memperkuat pola pikir positif serta mengatasi rintangan dengan lebih mudah. Maka kita dapat mencapai tujuan hidup kita serta meraih kebahagiaan yang lebih besar. Navigasi pos
the power of mindset artinya